Wednesday, May 25, 2011

MEREBUT PELUANG

Seorang pemuda datang membawa hajat setinggi gunung untuk menyunting anak dara sunti, puteri kepada seorang peladang yang berjaya. Peladang itu merenung pemuda mencari kepastian pada wajah anak muda yang bercita-cita menjadi menantunya itu. Dengan tenang dia berkata:

- Wahai anakku, kamu pergi ke ladang dan berdiri di sebelah kandang. Aku akan melepaskan tiga ekor lembu jantan satu demi satu. Sekiranya kamu dapat menangkap ekor salah seekor lembu-lembu itu, kamu dapat berkahwin dengan anakku.

Pemuda itu pergi ke tempat yang ditunjukkan oleh peladang dan berdiri menunggu lembu jantan seperti yang diminta.

Peladang membuka pintu kandang, maka keluarlah seekor lembu jantan paling besar dan paling buas yang pernah dilihat dalam hidupnya. Hatinya berkata, lebih baik dia tunggu lembu jantan kedua yang mungkin lebih mudah untuk ditangkap ekornya daripada lembu besar yang ganas ini. Dia berundur beberapa tapak membiarkan lembu itu melintasinya dan berlalu pergi. Kemudian peladang membuka kandang sekali lagi. Pemuda tercengang. Dia nampak sesuatu yang hampir-hampir tidak boleh diterima akal! Di hadapannya seekor lembu jantan yang lebih besar dan lebih ganas daripada yang pertama tadi. Lembu jantan itu melompat-lompat sambil mengeboo dengan suara yang nyaring. Air liur meleleh dari mulutnya sedang matanya tepat merenung ke arah pemuda itu. Sekali lagi pemuda itu berundur. Dia berazam, apapun rupa dan keadaan lembu jantan ke tiga, hatta lebih teruk daripada yang ini dia pasti akan akan menangkap ekornya. Dan lembu jantan itupun berlalu.

Peladang membuka kandang buat kali ke tiga. Pemuda tersenyum ceria apabila terpandang lembu jantan yang kurus, lemah tak bermaya. Sesungguhnya inilah lembu jantan paling sesuai untuk ditangkap ekornya. Pemuda membetulkan keadaan, bersiap sedia untuk menangkap ekor lembu jantan yang sedang memulakan langkahnya untuk keluar dari kandang.
Namun, malang bagi si pemuda. Rupa-rupanya lembu jantan itu kudung, ekornya tidak ada!

Itulah. Kadang-kadang kita gagal bukan kerana tidak ada peluang, tapi kerana tidak merebut peluang. Hal ini pernah terjadi pada seorang sahabat yang bernama Asy’ath bin Qais.

Asy’ath bin Qais datang ke Mekah pada permulaan nubuwwah (Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul) untuk menjalankan perniagaa. Ketika sedang rancak berurusniaga dengan al-‘Abbas bin Abdul Muttalib, waktu itu matahari sudah condong ke barat, dia terpandang seorang lelaki berdiri di suatu tempat. Sebentar kemudian dia nampak seorang kanak-kanak datang dan berdiri di sebelah lelaki itu dan diikuti pula dengan seorang perempuan yang berdiri di belakang mereka berdua. Asy’ath bin Qais bertanya kepada al-‘Abbas:
- Siapa lelaki itu?
- Anak saudaraku, Muhammad.
- Siapa kanak-kanak itu?
- Anak suadaraku juga, Ali.
- Perempuan itu?
- Isteri Muhammad, Khadijah binti Khuwailid.
- Apa yang sedang mereka lakukan?
- Mereka mengerjakan solat. Anak saudaraku itu mendakwa dia seorang Nabi. Suatu hari nanti dia akan menguasai kerajaan Rum dan Parsi. Adakah kamu ingin berbicara dengannya?
- Tak mengapa. Mari kita teruskan urusan jual beli kita.

20 tahun kemudian, Asy’ath bin Qais memeluk Islam ketika Fathu-Makkah. Sambil menangis beliau mengucap dua kalimah syahadah di hadapan Nabi s.a.w.
Nabi berkata kepada Asy’ath bin Qais, “Tahukah engkau wahai Asy’ath, sesungguhnya Islam menghapuskan semua kejahatan yang lalu?” Asy’ath menjawab, “Aku menangis bukan kerana bimbangkan dosaku yang lalu, tapi aku menyesal kerana aku telah didatangi peluang untuk menjadi orang ketiga mengikutimu dulu, namun aku menolaknya. Aduhai, alangkah bertuahnya kalau aku datang kepadamu dan mendengar!”

Kesaksian Ustadz Hilmi Aminudin atas Ustadzah Yoyoh Yusroh


Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Innalillahi wa inna ilaihi raji’un tsumma Innalillahi wa inna ilaihi
raji’un tsumma Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.

Alhamdulillah wash sholatu was salamu ‘ala rasulillah wa ‘ala
alihi wasohbihi wa ma walah.

Wa qolallahu azza wa jalla fi kitabihil aziz, a’udzubillahi minasy
syaitanir rajim,

wa likulli ummatin ajal, faidza ja-a ajaluhum la yasta’khiruna saah
– wa la yastaqdimun.

wa qola: kullu nafsin dza-iqatul maut, wainnama tuwaffauna ujurakum
yaumal qiyamah, fa man zuhziha ‘anin naari wa udkhilal jannata fa qad
faza. Wa mal hayatud dunya illa mata’ul ghurur.

wa qola: minal mukminina rijalun shodaqu ma ‘ahadullaha alaihi, fa
minhum man qadla nahbahu wa minhum man yantazhir, wa ma baddalu
tabdilaa.

Shodaqollahu azhim

Hadirin dan hadirat yang dimuliakan Allah swt,

Saya diminta untuk mewakili keluarga besar almarhumah ustadzah Yoyoh
Yusroh dan keluarga besar ayahanda beliau, ayahanda almarhumah, KH
Abdushshomad (alm) dan Hj. Siti Aminah ibunda Yoyoh, begitu juga tiga
belas anak-anaknya.

Pertama-tama untuk menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada
hadirin-hadirat yang telah meluangkan waktu untuk bertakziyah dan
mendoakan almarhumah. Mudah-mudahan doanya insya Allah diterima oleh
Allah swt.

Jika sebagai manusia ada kekhilafan, ada kesalahan, ada kelalaian mohon
dimaafkan. Begitu juga jika ada hutang-piutang yang tidak diketahui
keluarga mohon disampaikan kepada pihak keluarga untuk diselesaikan dan
atau kemudian jika tidak sempat menghubungi keluarga mudah-mudahan bisa
meridhokan, bisa meridhokan sehingga tidak menjadi beban bagi
almarhumah.

Hadrin dan hadirat yang dimuliakan Allah swt,

Selain mewakili keluarga besar almarhumah saya di sini juga mewakili
keluarga besar jamaah Partai Keadilan Sejahtera yang pada hari ini merasa
kehilangan kader terbaiknya, kader yang merintis dari awal pertumbuhan
jamaah dakwah ini, gerakan dakwah ini. Dari awal tahun 80 beliau sudah
bergabung dengan aktifitas dakwah ini, bergabung dengan penuh semangat
wala wal intima', semangat loyalitas dan komitmen.
Bergabung dalam gerakan dakwah ini dengan semangat thoat
wat tadlhiyyah. Seluruh hidupnya diwakafkan, diserahkan
pada dakwah ini. Seluruh perjalanan hidupnya telah bergabung dengan
dakwah ini secara totalitas, diberikan untuk dakwah ini. Dalam hal ini
kita merasa kehilangan.

Sesungguhnya yang merasa kehilangan bukan hanya jamaah dakwah Partai
Keadilan Sejahtera, bukan hanya bangsa Indonesia, tetapi saya sendiri
dari sejak pagi menerima takziyah dari segenap penjuru dunia, dari
negara-negara ASEAN, dari negara-negara Timur Tengah menyampaiakn
takziyah ini. Karena sekali lagi yang kehilangan bukan hanya jamaah
dakwah Partai Keadilan Sejahtera, bukan hanya bumi pertiwi Indonesia,
tapi ikut kehilangan juga Masjidil Aqsha dengan Baitul Maqdis-nya,
seluruh mujahidin-mujahidah di Palestin sudah menyampaikan takziyahnya
dan merasa kehilangan. Bukan hanya bumi Indonesia yang kehilangan
amarhumah bahkan bumi di mana terletak Masjidil Aqsha-pun merasa
kehilangan, bumi para mujahidin-mujahidah yang sampai hari ini sedang
dikepung oleh tentara zionisme Israel turut juga merasa kehilangan.
Karena beliau selain mewakili jamaah dakwah Partai Keadilan Sejahtera,
sebagai anggota DPR juga mewakili bangsa Indonesia hadir di tengah-tengah
pejuang mujahidin di Gaza, sehingga mereka pun ikut merasa kehilangan.

Bahkan, baru saja kita juga menerima takziyah dari kesatuan-kesatuan
milliter dan kepolisian Indonesia yang sedang bertugas melaksanakan
menjaga perdamaian di Sudan di Darfur pun menyampaikan takziyahnya.
Semuanya ini adalah merupakan respon atas kehilangan seorang daiyah
seorang mujahid/mujahidah dakwah yang telah memperlihatkan dedikasinya
untuk apa yang dia yakini, apa yang dia cita-citakan dan apa yang dia
perjungkan.

Hadirin dan hadirat yang dimuliakan Allah swt,

Sekilas bagaimana dakwah ini bertemu dengan beliau, pada akhir tahun –
sekitar pertengahan tahun 80 beliau sebagai mahasiswi di IAIN Ciputat,
waktu itu masih mahasiswi baru dan kebetulan saya sekali-kali diundang
ceramah oleh mahsiswa di sana - mahasiswi di sana, ternyata beliau bukan
hanya pendengar ceramah yang baik tapi langsung menginginkan adanya
komitmen dengan nilai-nilai yang diceramahkan. Dan sejak saat itulah
beliau tidak pernah lepas dengan dakwah ini, dengan segala
pengorbanannya. Bahkan ketika rezim Orde Baru memenjarakan saya selama
dua tahun beliau terus melakukan langkah-langkah dakwah dan ketika saya
keluar dari penjara beliau segera menemui saya lagi dan bergabung lagi,
tanpa malu dengan eks tahanan politik. Terus bergabung.

Bahkan ada titik-titik sejarah yang mungkin pada generasi sekarang sulit
mengaplikasikannnya. Ketika masuk saatnya beliau harus menikah beliau
datang kepada saya dan mengatakan, “Ustadz saya diminta orang tua untuk
segera menikah.†Saya katakan, “Insya Allah saya doakan semoga
diberikan kemudahan.†“Tapi calonnya minta dicarikan ustadz,
saya ingin sesama aktifis dakwah.†“Ada pilihan?†“Tidak ada
pilihan. Pilihan jamaah dan pilihan Allah itulah yang akan menjadi
pilihan saya.â€

Dan segeralah saya mencari-cari siapa yang sudah jadi, sudah tentu
pada saat itu masih mahasiswa dan mahasiswi yang iklimnya sulit
untuk siap nikah waktu itu. Dalam kesulitan mencari itu akhirnya kita
menggunakan logika qum ya Hudzaifah! Lalu yang menyambut panggilan
qum ya Hudzaifah, itulah suami beliau yang setia mendampingi
beliau sampai sekarang yaitu akhunal fadhil Budi Darmawan. Yang ketika
saya minta segera mengasih tahu orang tua beliau di Bandung, bahkan belum
tahu nama lengkapnya. Ketika ditanya oleh orang tuanya, “Budi siapa
nama calon istrimu?†“Yoyoh.†“Yoyoh apa?†“Belum
tahu.†Tapi orang tua Budi Darmawan ini seorang sholih dan sholihah dan
menemui saya dan merestui rencana pernikahan bahkan mempersiapkan segala
perangkat rumah tangganya dan kemudian sayalah yang melamar beliau kepada
KH. Abdushshomad almarhum, yang kemudian juga beberapa hari kemudian
menyelenggarakan pernikahannya. Seluruhnya bahkan proses ini sepertinya
almarhumah dan akh Budi Darmawan kayaknya belum pernah ketemu sebelum
proses ini. Inilah sikap generasi pertama dari yang memegang
komitmen dengan dakwah ini. Yang kisah-kisah seperti itu sangat banyak
tapi yang sangat menonjol adalah kisah almarhumah ini.

Begitu juga dengan perjuangan-perjuangan, baik sebelum era reformasi
dengan segala ketekunannya ekspansi dakwah hampir ke seluruh penjuru
Indonesia dan sesudah era reformasi dan kita bersama komponen bangsa yang
lain membangun kehidupan berbangsa dan bernegara ini menuju yang lebih
baik, almarhumah dengan sangat tekun menjadi legislator dua periode di
DPR, Ti Ti...tiga? Tiga periode di DPR, yang periode
ketiganya ini belum selesai. Jadi beliau tiga periode ini secara terus
menerus berjuang dan membuktikan dedikasi dalam kiprahnya. Bahkan ketika
ditugaskan di komisi I, luar biasa perkembangan kiprahnya merambah
seluruh dunia yang memerlukan kontribusi Indonesia baik dalam pembebasan
Palestina, perdamaian Sudan atau di Lebanon atau di Istanbul hampir
tugas-tugas internasional semua beliau laksanakan. Ini sudah barang tentu
menjadi suri tauladan bagi kita semua dan beliau tidak pernah dalam
melaksankan tugas ini mengeluh biaya dan menanyakan dari mana biayanya?
Siapa yang mengurusnya? Tidak! Seluruhnya dimenej dikelola dengan
kemampuan semangat ruhul badzlu wat tadlhiyah. Keteladanan inilah
yang harus kita ikuti dan kita lanjutkan.

Sudah barang tentu beliau tadi jam 03.30 dipanggil oleh Allah swt untuk
insya Allah menikmati pahala dari kerja keras, dari pengorbanan, dari
perjuangan, dari jerih payah. Mudah-mudahan insya Allah kita diberi
kesempatan oleh Allah swt untuk bergabung dengan beliau kalak di
jannatil Firdausi a'la.

Tadi saya bacakan ayat yang menyebutkan minal mukminina rijalun
shodaqu ma ‘ahadullaha alaihi, fa minhum man qadla nahbahu wa minhum
man yantazhir, dan almarhumah termasuk yang man qadla
nahbahu, telah menunaikan tugasnya dan menghadap kepada Allah
swt, dan kita termasuk waminhum man yantazhir. Mudah-mudahan kita
diberi kekuatan oleh Allah swt utk tetap meneruskan semangat seperti yang
dicontohkan oleh almarhumah yaitu semangat wala baddalu tabdilla,
tidak pernah mau mengubah keyakinan keimanan dan aqidahnya,
tidak pernah mau merubah idealisme sikapnya dan tidak mau merubah minhaj
langkah-langkah perjuangannya dan tdk mau merubah ghoyah tujuan
perjuangannnya, wa ma baddalu tabdiila, itulah yang diwariskan
oleh almarhumah kepada kita. Mudah-mudahan Allah swt pertama-tama
menempatkan almarhumah fi maq'adi shidqin ‘inda
malikin muqtadir dan mudah-mudahan juga memberikan kepada kita
semangat wa ma baddalu tabdiila, istiqomah terus lurus dalam
memperjuangkan nilai-nilai yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Hadirin dan hadirat yang dimuliakan oleh Allah swt,

Kisah perjuangan beliau kalau ditulis mungkin berjilid-jilid buku.
Silahkan dari saya sebagai pembuka bagi hadirin-hadirat yang mungkin
kreatif memunculkan sejarah-sejarah perjuangan dari kader-kader dakwah
yang telah qodho nakhbahu yang telah menunaikan tugasnya
dengan sungguh benar. Mudah-mudahan insya Allah bisa diwariskan
kepada generasi penerusnya terutama putra-putrinya yang insya Allah dalam
kesibukannya berjuang tapi insya Allah putra-putrinya tiga belas adalah
minash shilihin was sholihat. Dan ini juga membuktikan bahwa
kesibukan perjuangan tidak membuat lalai mengurus rumah tangga, begitu
juga kesibukan rumah tangga tidak membuat lalai untuk melaksanakan
tugas-tugas perjuangan. Ini contoh mempertemukan antara tugas-tugas
kerumahtanggaan dan tugas-tugas perjuangan disatupadukan dalam jiwa hidup
perjuangan dan pengorbanan yang penuh telah diberikan oleh almarhumah
ustadzah Yoyoh Yusroh. Insya Allah, aqulu qouli hadza, astaghfirullaha li
wa lakum.

Assalamu ‘alaikum wr wb.

[Translate dari rekaman audio oleh Abu Rasyidah /

www.mimbarpenyuluh.com]

Catatan:

Sambutan ini disampaikan dihadapan ratusan pelayat setelah
pelaksanaan sholat jenazah atas almarhumah Yoyoh Yusroh di Masjid Komplek
Rumah Dinas DPR RI – Kalibata, Sabtu 21 Mei 2011 / 17 J. Tsani 1432,
sesaat sebelum diberangkatkan ke Tangerang untuk dimakamkan.
Teks kesaksian ini merupakan hasil translate dari rekaman suara, dan
ada beberapa kata yang barangkali tidak sama persis karena suaranya tidak
terekam jelas (sepertinya tidak lebih dari 5 kata), tetapi tidak sampai
menggangu dari segi isi.
Nada suara ustadz Hilmi Aminudin berat dan beberapa kali sangat
nampak kesedihan dan keharuan beliau bahkan hampir pecah tangis.
Dari kalangan jamaah juga sesekali terdengar isak tangis kesedihan
dan beberapa kali terdengar takbir mendengar kisah perjuangan almarhum
ustadzah Yoyoh Yusroh.

Monday, May 23, 2011

Biarkan kolam itu sehingga airnya tenang

Di sebuah desa terdapat seorang gadis kecil yang comel. Setiap hari dia akan pergi ke sebuah kolam kecil yang sangat tenang airnya. Dia sangat suka melihat bayangan wajahnya yang comel itu.

Pada suatu hari dia membawa adik lelakinya bersama. Seperti biasa dia melihat bayangan wajahnya sambil menguraikan rambutnya yang ekal. Tiba-tiba tanpa diduga adiknya mengambil seketul batu dan membalingkannya ke dalam kolam. Berkocaklah air yang tenang itu dan tentulah wajah comelnya di dalam air pun turut berkocak.

Bukan kepalang marahnya kepada adiknya kerana perbuatan itu. Dia cuba sedaya upaya untuk menghentikan kocakan itu. Dia mengelilingi setiap sudut kolam, memegang gigi air untuk menghentikan air yang sedang berkocak. Namun gagal.

Dalam keadaan itu, seorang tua melintasi tempat itu. Dia bertanya apa masalah yg dihadapi? Gadis kecil menceritakan apa yang terjadi. Orang tua itu berkata, aku akan beritahu kamu satu-satunya cara untuk menghentikan kocakan air di dalam kolam itu, namun cara itu amat sukar.

Gadis kecil menjawab bahawa dia akan lakukan walaupun sukar atau terpaksa membayar dengan harga yang mahal!

Lantas orang tua berkata:
Biarkan kolam itu sehingga airnya menjadi tenang!

Pengajaran: kadang-kadang kita berdepan dengan sesuatu masalah, makin kita cuba untuk menyelesaikannya, makin bertambah kusut. Di sinilah perlunya kesabaran. Tunggu masanya. Insya Allah penyelesaian pasti datang.

Sunday, May 15, 2011

ANDA BANYAK MASALAH?

Diceritakan bahawa seorang lelaki menghadapi pelbagai masalah yang sangat berat. Hatinya runsing, fikirannya kacau bilau memikirkan jalan penyelesaian yang tak kunjung datang. Pintu-pintu harapan bagaikan tertutup rapat, tidak tahu arah mana hendak dituju, kepada siapa hendak mengadu?

Akhirnya dia membuat keputusan untuk bertemu dengan seorang hakeem (orang bijak pandai), mudah-mudahan dia dapat memberi nasihat berguna dan menunjukkan jalan penyelesaian kepadanya.

Setelah bertemu dengan hakeem tersebut, dia berkata:
- Wahai Hakeem, sesungguhnya aku datang kepadamu untuk mengadu masalah yang aku hadapi, yang membuat aku sangat tertekan, tidak ku temui jalan penyelesaiannya. Maka bantulah aku!
Setelah meneliti wajah lelaki itu, Hakeem berkata:
- Aku ingin bertanya kamu dua soalan. Kamu mesti menjawabnya
- Silakan wahai Hakeem
- Adakah kamu datang ke dunia ini dengan membawa semua masalah-masalah itu brsama dengan kamu?
- Tentunya tidak!
- Adakah kamu akan tinggalkan dunia ini dengan membawa semua masalah-masalah itu bersama dengan kamu?
- Tentunya tidak!
- Perkara yang kamu tidak bawa bersama semasa kamu lahir, dan kamu tidak mahu membawanya bersama ketika kamu mati, maka selayaknya janganlah kamu jadikan masalah ini membenani dirimu. Jadilah kamu seorang yang banyak bersabar dalam menghadapi karenah dunia. Hendaklah pandanganmu ke langit lebih lama daripada pandanganmu ke bumi, nescaya kamu akan perolehi ap yang kamu cari.

Mendengar nasihat itu, lelaki itupun kembali dengan dada yang lapang,fikiran yang tenang dan hati yang girang sambil kata-kata Hakeem diulang-ulang:
- Perkara yang kamu tidak bawa bersama semasa datang, dan kamu tidak akan bawa bersama semasa pulang, maka jangan jadikan ia sebagai beban!

Tambahan beberapa bayt syair karya Imam ash-Shafi’ei:

Biarkan hari-hari berbuat apa yang dia mahu
Tenangkan jiwamu apabila telah berlaku apa yang ditentu
Jangan mengeluh lantaran peristiwa yang berlaku pada malam-malam yang lalu
Kerana segala peristiwa di dunia ini tiada yang akan kekal begitu

Monday, May 02, 2011

Kenyataan IM berhubung pembunuhan Usamah bin Laden

Sesungguhnya dunia seluruhnya dan orang-orang Islam khususnya telah sekian lama disogokkan dengan propaganda media yang mengaitkan Islam dengan keganasan dan orang-orang Islam adalah pengganas ekoran dari tuduhan bahawa peristiwa 11 September adalah hasil perancangan al-Qaedah

Kini, presiden Amerika mengisytiharkan pula bahawa pasukan khas tentera marin Amerika telah berjaya membunuh Usamah termasuk seorang wanita, seorang anak Usamah dan beberapa orang pengikutnya. Berikutan itu, kami mendapati bahawa di hadapan kami terpampang satu pendirian baru.

Ikhwan Muslimin (IM) menegaskan bahawa kami menentang penggunaan kekerasan secara umum, menentang apa jua pembunuhan yang tidak berlandaskan undang-undang. Kami sentiasa mendokong perbicaraan yang adil ke atas mana-mana individu yang melakukan apa-apa jenis jenayah sekalipun.

IM menuntut dunia seluruhnya dan negara-negara Barat khususnya, sama ada kerajaan atau rakyat mereka berhenti dari mengaitkan Islam dengan keganasan. Mereka hendaklah membetulkan gambaran yang sengaja diselewengkan mengenai Islam dan digembar-gemburkan sejak beberapa tahun lamanya.

IM menegaskan bahawa menentang penjajahan asing ke atas mana-mana negara adalah sesuatu yang sah dan dituntut. Melawan penjajah merupakan hak setiap insan yang dijamin oleh Syariat semua agama Samawi dan perjanjijan-perjanjian antara bangsa. Sesungguhnya mencampuradukkan antara perjuangan menentang penjajah yang dibenarkan oleh undang-undang dengan kekerasan yang dilakukan terhadap orang-orang yang tidak berdosa merupakan suatu perancangan yang disengajakan oleh zionis itu sendiri.

Justeru, selagi mana ada penjajahan, selama itu akan wujud penentangan. Amerika, Nato, Kesatuan Eropah hendaklah segera mengisytiharkan penamatan penjajahan mereka ke atas Afghanistan dan Iraq. Mereka juga hendaklah mengiktiraf hak-hak rakyat Palestin yang sah.

IM menuntut US supaya berhenti dari tindakan merisik pihak yang tidak sepakat dengannya dan berhenti dari campur tangan urusan dalaman mana-mana negara Arab atau negara orang Islam.

الإخوان المسلمون
القاهرة في: 29 من جمادى الأولى 1432هـ الموافق 2 من مايو 2011م
http://www.ikhwanonline.com/new/Article.aspx?ArtID=83551&SecID=230

Sunday, May 01, 2011

Kasih ibu

Kita sering mendengar dendangan kasih ibu membawa ke syurga. Namun hari ini banyak pula terjadi kasih ibu tercampak merata-rata; di tepi longkang, di dalam hutan, di dalam jamban dan di mana-mana.

Pagi ini saya bertemu beberapa bait syair yang menyentuh jiwa, menggambarkan betapa mendalamnya kasih ibu. Tiada sempadan untuk disukat, tiada batas untuk diukur dan tiada harga untuk dinilai.

أغرى أمرؤ يوماً غلاماً جاهلاً بنقوده كي ما يحيق بـه الضـرر
قال ائتني بفـؤاد أمك يا فتـى ولك الجواهـر والدراهـم والدرر
فأتى فأغرز خنجراً في قلبهـا والقلب أخرجـه وعاد على الأثر
ولكنه من فـرط سرعة هوى فتدحرج القـلب المعفـر بالأثـر
نـاداه قلب الأم وهـو معفـر ولدي حبيبي هل أصابك من ضرر

Lebih kurang maksudnya:

Suatu hari seseorang memperdaya pemuda yang bodoh
Untuk memberikan sejumlah wang yang boleh mengelakkannya dari kesempitan
Dia berkata kepadanya, wahai orang muda! Bawakan kepadaku hati ibumu
Nescaya ku berikan kepadamu emas permata, wang perak dan mutiara berharga
Maka dia pergi mendapatkan ibunya menghunus pisau belati menusuk ke dadanya
Dikeluarkan hati ibu lantas berlari ke tempat yang dijanji
Namun dia tersungkur lantaran terlalu pantasnya ia berlari
Maka tergoleklah hati yang dibawanya jatuh ke bumi bersalut pepasir
Lalu hati ibu yang dibalut pepasir menyeru anaknya
Duhai anakku sayang, adakah engkau ditimpa kecelakaan?

SELAMAT MENYAMBUT HARI IBU, 8 MAY 2011
SAYANGILAH IBU, SEMOGA ALLAH MENYAYANGIMU!