Duhai waktu
Betapa pantasnya engkau berlalu
Tak terdaya aku memburumu
Engkau bawa pergi keremajaanku
Kulit wajahku yang putih gebu
Kini aku hanya termangu
Menatap wajahku yang berkedut seribu
Duhai waktu
Bagaikan semalam aku menganyam impian
Dunia aman tanpa peperangan
Penguasa yang zalim rebah tersembam
Para diktator jatuh tersungkur
Orang yang bongkak tak bisa lagi mendongak
Namun impian itu masih di awangan
Engkau pergi tanpa meninggalkan perubahan
Duhai waktu
Bagaikan semalam aku tertawa riang
Melihat anak-anakku berlari kegirangan
Bergurau senda bergelak ketawa
Dan singgah di atas riba
Lantas aku mendakap erat
Hangat hingga ke dalam tulang
Aku mencium penuh lahap
Menyuntik kasih ke seluruh urat
Aku membelai manja
Melimpahkan cinta ke tiap rongga
Kini tiada lagi
Engkau mengheret mereka ke alam dewasa
Engkau membawa mereka pergi ke marata dunia
Meneruskan misi kekhalifahan
Amanah Maha Pencipta
Dan aku terpaksa akur
Mereka bukan milikku
Sekadar pinjaman sementara
Penghias kehidupan seketika cuma
Ujian keimanan yang penuh cabaran
Diharap menjadi pewaris perjuangan
Serta bekalan yang tak kunjung padam
No comments:
Post a Comment